Kota Lama Surabaya yang Baru

Setelah lebih dari 6 tahun aku kembali menginjakkan kaki ke Taman Sejarah! Awalnya cuma karena aku sedang naik bus kota dengan rute melewati Jalan Rajawali, maka kuputuskan untuk berkunjung ke sana di malam minggu.

And I was not disappointed.

Benernya sejak pertengan tahun waktu tahu kalau Kota Lama Surabaya telah diresmikan aku sudah pengen berkunjung. Tapi yah begitulah..

Wilayah Kota Lama Surabaya Area Eropa

Aku naik Suroboyo Bus dan turun di pemberhentian Jembatan Merah. Dari situ aku berjalan kaki sekitar 5 menit menuju area Taman Sejarah. Aku tiba hampir pukul 7 malam dan berikut ini situasinya. A bit blurry but well.. it reminds me of Yogyakarta, don’t you agree?

Dengan adanya transportasi umum seperti bus kota dan wira-wiri, menurutku akses ke sini juga lebih mudah. Revitalisasi yang dilakukan pemerintah juga menjadikan area ini nyaman dan patut dikunjungi.

Setiap aku berkunjung ke kota lain, aku jadi sadar bahwa aku jarang sekali untuk mengeksplor kotaku sendiri. Kurasa di tahun ini aku memulai resolusiku untuk lebih mengenal kotaku sendiri dengan lebih baik.

Kota Lama Area Eropa

Ragam Rasa Kuliner Kota Lama

Karena sudah menjelang jam makan malam, mencari makanan jadi tujuan utamaku saat tiba di area Taman Sejarah. Rupanya, bertepatan dengan kedatanganku sedang ada bazar makanan berlokasi di depan Jembaran Merah Plaza.

Suasana booth makanan Ragam Kuliner Kota Lama (23/11)
Penampilan musik di Ragam Kuliner Kota Lama (23/11)

Ada berbagai booth makanan mulai gorengan, semanggi – makanan khas Surabaya, berbagai minuman, siomay, bakso, dimsum, dll. Beruntung dengan padatnya pengunjung, aku masih bisa mendapatkan tempat duduk untuk makan malam. Setelah menyelesaikan makan malamku, aku kemudian menikmati beberapa lagu yang dibawakan.

Gapura Taman Sejarah dilihat dari depan Jembatan Merah Plaza

Dengan banyaknya pengunjung, khususnya keluarga dengan anak-anak maka hal ini juga menjadi peluang bagi para pedagang untuk menjajakan dagangan berupa berbagai mainan anak. Tak hanya itu, banyak juga yang menjual bouquet bunga – yang rupanya juga cukup laris manis! Dengan harga 5.000 rupiah, banyak pemuda pemudi yang membeli bunga entah untuk pasangannya atau menjadi properti berfoto. Membahas foto, juga banyak yang menawarkan jasa foto dengan kamera SLR untuk pengunjung.

Toerwagen: Bus Wisata Keliling Area Kota Lama

Karena aku tidak memiliki tujuan khusus, aku kembali melihat area Taman Sejarah dan menemukan ada kios di mana banyak orang mengantri. Rupanya itu adalah booth untuk membeli tiket Toerwagen. Atas dasar penasaran and cheers to new experience, aku pun ikut mengantri!

Booth penjualan tiket Toerwagen
Kendaraan yang dipakai untuk berkeliling area Kota Lama

Toerwagen Kota Lama Surabaya beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00-22.00 dengan durasi perjalanan 30-45 menit tergantung dengan kondisi lalu lintas. Driver yang mengantarkan berkeliling juga berperan sebagai guide selama perjalanan, menunjukkan ikon-ikon bangunan Kota Lama.

“Seharusnya terdapat 3 titik pemberhentian dalam perjalanan tur keliling Toerwagen, yaitu di Jalan Mliwis, di depan Polrestabes Surabaya, dan Pos Bloc,” jelas Edi, salah satu driver Toerwagen.

Ia menjelaskan khususnya di hari Sabtu dan Minggu pemberhentian di Jalan Mliwis ditiadakan untuk menghindari kemacetan karena jumlah pengunjung lebih banyak dibandingkan hari biasa. Sedihnya karena di Pos Bloc- berlokasi di Kantor Pos (yang baru-baru ini diresmikan dan aku juga belum pernah berkunjung) sedang ada kegiatan, jadi aku juga tidak berhenti di sana.

Berikut ini beberapa poin rute yang dilewati selama perjalanan dengan Toerwagen:

  • Sentra Kuliner Kasuari
  • Bank BNI yang dulunya merupakan kantor percetakan
  • Jalan Rajawali
  • Jalan Mliwis – yang kalau tidak salah dengar dulunya menjadi pusat pabrik sirop di Surabaya
  • Museum Hidup Polrestabes Surabaya
  • Jalan Veteran (terdapat kantor belanda yang menjadi cagar budaya)
  • Kantor Pos pertama dan terbesar di Surabaya
  • Jalan Kepanjen – Gereja Katolik tertua di Surabaya: Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria
  • Gedung bekas pabrik gula yang dijuluki lawang sewu-nya Surabaya. Saat ini digunakan sebagai kantor PT. Perkebunan Nusantara

Selama kurang lebih 4 bulan Toerwagen sudah beroperasi menjadi salah satu program Pemerintah Kota Surabaya. Total ada 6 unit mobil dengan 5 baris bangku (termasuk bersama driver dan yang menghadap belakang). Kebetulan aku mendapatkan tempat duduk dipaling belakang sendirian.

Jika ingin berkeliling dengan grup atau kelompok besar, maka juga bisa melakukan reservasi melalui managemen terlebih dahulu dan tidak bisa langsung melalui kios pembelian tiket.

Umumnya penumpang yang ikut dalam tur keliling ini adalah keluarga dengan anak-anak kecil. Aku sejujurnya sedikit merasa out of place haha tapi kurasa umumnya aku selalu merasa seperti itu ketika bepergian sendiri.

Pusat Kota Lama Area Eropa: Taman Sejarah dan Museum Hidup Kota Lama Surabaya

Seperti yang sempat aku sebutkan di awal, sekitar 6 tahun lalu aku pernah berkunjung ke Taman Sejarah dan melakukan observasi di sana sebagai bagian dari tugas kelas penulisan. Baca juga: Taman Sejarah: Membawa Surabaya menjadi Kota Pahlawan 

Dulu saat kunjunganku ke sana, karena keterbatasan waktu dan juga mobilitas aku berkunjung ke sana pada siang-sore hari saja sedangkan kali ini aku datang di malam hari.

Beberapa perubahan signifikan yang telah dilakukan di Taman Sejarah ialah:

  • Area panggung
  • Area bermain/playground
  • Lapangan basker/sepak bola
  • Replika mobil AWS Mallaby
  • Papan petunjuk informasi sejarah
Seorang pengunjung sendang membaca papan informasi sejarah

Aku bertemu dengan sepasang suami isteri yang berkunjung dari Madura, dan ini bukan kali pertama kunjungan mereka ke Taman Sejarah. Datang bersama anaknya, mereka memilih untuk menghabiskan akhir pekan di destinasi wisata di Surabaya.

“Sudah sering ke sini, baik sebelum pemugaran dan sesudahnya. Saat ini sudah lebih bagus dan lebih inovatif untuk area wisata di Surabaya. Ada opsi lebih banyak jadi tidak itu-itu saja. Dulu kan ke alun-alun, tapi sekarang lebih sering ke sini,” ujar sang ayah.

Salah satu daya tarik utamanya ialah penampilan live music seperti yang ada di kantor Bank Mandiri saat itu. Ia mengungkapkan biasanya ada juga tampilan di depan Gedung Internatio, ia berharap bahwa akan ada terus. Kepuasannya akan revitalisasi area Kota Lama Surabaya membawanya kembali lagi ke sini, dan bahkan akan datang lagi di kemudian hari.

Lain dengan pasangan suami isteri yang datang dari Madura bersama anak, terdapat pemudi asal Malang yang sudah merantau selama 3 tahun di Surabaya dan sejak diresmikannya area Kota Lama Surabaya pada Juni 2024 lalu, ia sudah 4 keempat kalinya. Ia mengungkapkan keseluruhan vibes lawas bangunan dan aspek sejarah menjadi daya tarik tersendiri.

“Pertama kali datang saat diresmikan. Bagus dan ramai sekali. Karena lokasinya nyaman, bangunannya juga bagus-bagus dengan kisah sejarahnya juga menarik,” ujar pemudi yang datang bersama teman-temannya itu.

Area Lapangan bola
Replika mobil Jenderal AWS Mallaby yang terbakar
Deskripsi

Situasi malam itu begitu hidup dengan banyaknya pengunjung yang sekedar duduk dan mengobrol di area taman, atau sedang menikmati penampilan musik dari seberang gedung kantor Bank Mandiri.

Area jalan antara taman dengan Gedung Internatio saat ini menjadi area khusus pejalan kaki. Area tersebut ramai dengan pengunjung yang berfoto dan juga terdapat persewaan sepeda kuno.

And here are some of the photos: (night setting is not my phone strong suit x.x)