Yeayyy
Sudah 5 hari memang sejak kepulanganku ke Surabaya, dan baru malem ini bisa menuliskan ini. Yapp, post an kali ini bakal nyeritain perjalananku selama 10 hari ke Kalimantan Barat buat asistensi paskah.
Selasa, 31 Maret 2015
Aku berangkat pukul 7 pagi dari Yayasan Lazaris dan menuju Bandara Juanda. Pesawat take off jam 9.55. Sekitar 1 jam lebih perjalanan menuju Pontianak, aku duduk disebelah Romo Dodik *sempat aku takut bakalan awkward tapi ternyata engga kok, ehehehe* Pukul 11.20 rombongan tiba di Bandar Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Lalu perjalanan pun dilanjutin dengan 2 mobil menuju Pastoran di Gereja Keluarga Kudus. Kami semua beristirahat sejenak disana, dan menjelang sore kami pun berangkat makan malam. Kami naik bis malam pukul 7 menuju destinasi kami selanjutnya–Nanga Pinoh.
Seharusnya bis berangkat pukul 7 tepat, namun hingga 1 jam lamanya di PHP-in, bis gak kunjung berjalan. Rupanya ada kendala pada AC. Akhirnya diputuskan bahwa kami akan berganti bis, dan bis pun berangkat. Sekitar 20 menit perjalanan kami semua berpindah ke bis yang baru. Setelah aksi tukar menukar itu, kita melanjutkan perjalanan kembali. Sekitar pukul 12 alias tengah malam, bis berhenti di sebuah tempat untuk sejenak memberikan kesempatan untuk makan atau minum dan buang air.

Rabu, 1 April 2015
Telah memasuki tanggal penuh kekonyolan ini, sekitar pukul 3 pagi aku terbangun dari tidur dan sadar kalo bisnya berhenti lagi._. Awalnya aku gak tahu kenapa, agak parno sih jujur aja XD. Habisnya semua orang pada tidur, Zita yang waktu itu duduk di sebelah ku juga tertidur pulas. Bosen dan bingung, aku akhirnya bikin refleksi di HP. Ehehehe. Bis akhirnya berjalan lagi, dan aku pun akhirnya jatuh terbawa pada alam mimpi 😀
Karena berbagai hambatan pada keberangkatan dan perjalanan, pukul 7 pagi kita semua baru sampe di Nanga Pinoh. Kita dijemput dan kemudian melakukan perjalanan singkat lagi ke Kilo 4. Disini aku gak tidur, aku jalan-jalan mengitari kompleks bareng Tata dan Romo Bastian, sebelumnya sama Winda juga sih. Aku juga sempet ke Makamnya Romo Valentino.


Sudah cukup istirahat, kami pun akhirnya melanjutkan perjalanan untuk ke Serawai. Pukul 12 kami berangkat menggunakan Speed Boat. Perjalanan akan memakan waktu yang lama, sekitar 4 jam untuk dapat sampai di Serawai. Aku awalnya agak takut mabuk di jalan, karena uda ngebanyangin lamanya aku di atas Speed dan angin yang kenceng. Tapi, ketakutanku terpatahkan sudah. Aku satu Speed sama Winda, Ryo (mereka temen satu timku selama aku disini), sama Romo Dodik, dan Romo Kurniawan. Diawal perjlanan kita bertiga (aku,winda dan ryo) masih sibuk lihat kanan kiri dan tanya-tanya. Tapi lama-lama.. aku tidur. wkwkw XD . Gak disangka, di atas speed yang anginnya kenceng, jalannya gak mulus–aku tidur dengan pulas. *meski pas bangun leher agak sakit sih*

Sekitar separuh perjalanan kita berhenti di Menukung. Disini Romo Bastian turun dan memulai turneynya. Kita semua juga turun dan makan siang, disini aku ketemu sama satu Romo lagi, Romo Gani yang sedang bertugas disini. Dan disinilah perpisahan kami dengan Romo Bas 😦

Makan siang selesai, aku naik Speed lagi dan melanjutkan perjalanan. Perjalanan 1,5 jam pun berlalu dan pukul 17.30 kita samapi di Serawai. Kita kemudian menuju ke Pastoran dan bersiap untuk Turney keesokan harinya.
*Berdasarkan gunting-batu-kertas yang dilakuin Ryo dan Martin, kelompokku bakalan ikut turney sama Romo Kur, tim satunya ikut Romo Yoyok (Romo Yoyok ini merupakan Kepala Sekolah SMP Bukit Raya yang masih dibawah bimbingan Romo-romo CM dan Yayasan Lazaris)
Tunggu yah ceritaku selanjutnya!


Leave a comment